Selasa, 25 Juni 2013

Naluri Luka Seorang Sepi

Kalau harus menatap,
matamu memang sangat menyala, tajam memikat sukma
mentari saja enggan menggangu pandangan
bulan harus memilih muncul jika kelopakmu terpejam

Kalau harus meraba,
kulitmu halus mengemban sutra
membelalakkan mata, hingga ke mata hati
mengoyak setiap desakan angin yang lewat
semilirnya serasa hilang karena halusnya

Kalau harus berkata,
bibir ini harus mengaduh kesekian kalinya
harus berfikir berjuta kalinya
harus menyapa dinding kaca bertahun - tahun lamanya

Kalau memang tak bisa,
akan kuremuk naluri sukma yang tergores air mata luka
bahkan kuterjunkan batu bongkahan ke penghujung tebing 
atau akan kupersembahkan rafflessia untuk elisabeth

Tapi puisi hanya bisa mengibaratkan,
tak akan banyak berbuat
tak akan banyak membantu
bahkan sampai habis naruli luka seorang sepi

Created by : Desi Dwi Siwi Atika Dewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar