Kuperhatikan Jemari kakiku yang sedang enggan menari
Bisa kurasakan,
Angin yang dengan elok membelai nurani
Bisa kudengar
Alunan rintik hujan yang mengiringi jangkrik membawakan melodinya
Kuratapi lagi berjuta imaji,
Kemauan dan mimpi,
Kebohongan dan ilusi,
Bahkan Keramaian hingga sepi
Kepalan tanganku semakin menjadi,
Mengingat betapa manisnya melupakan janji
Tanpa menengok hati
yang mungkin mengampu asanya setiap pagi
Sampai kepada malam ini,
Lamentasi ini bahkan menggerogoti makan malamku akan sepi
Yogyakarta, 2 Januari 2017
Desi Dwi Siwi Atika Dewi