Merobek epitel, menggapai basal basement
Mencari memaknai
Apa yang kudambakan dan kurengkuhkan dalam diri
Remah-remah sayap yang kupatahkan
Pagi ini kembali tumbuh semakin indah
Dengan tangisan semalam suntuk
Dan sedikit sinar hangat rindu doaku
Aku lah Pengalir nestapa
Namun kaya karena arusnya
Tetap dijamah karena alurnya
kekokohanku menggapaimu
Tanpa bisa berdalih kesabaran adalah duka
Namun berjuta kali lagi aku merasa
Lihatlah mataku,
Tirai nirwanaku adalah kamu
Desi Dwi Siwi Atika Dewi