Rabu, 19 April 2017

Tirai Nirwana

Tatapanmu jauh menusuk
Merobek epitel,  menggapai basal basement
Mencari memaknai
Apa yang kudambakan dan kurengkuhkan dalam diri
Duhai lelaki,
Remah-remah sayap yang kupatahkan
Pagi ini kembali tumbuh semakin indah
Dengan tangisan semalam suntuk
Dan sedikit sinar hangat rindu doaku
Aku lah penadah duka
Aku lah Pengalir nestapa
Namun kaya karena arusnya
Tetap dijamah karena alurnya
Sepanjang tirai nirwanaku terbuka
kekokohanku menggapaimu
Tanpa bisa berdalih kesabaran adalah duka
Namun berjuta kali lagi aku merasa
Lihatlah mataku,
Tirai nirwanaku adalah kamu



Desi Dwi Siwi Atika Dewi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar