Selasa, 31 Desember 2013

Ratusan kata

(Masih untuk naungan kebahagiaanku)

Ratusan kata ini
Memang terasa aneh
Tertulis dalam  rangkaian angan dan harapan
Terbang seiring waktu dan menjatuhkan asa

Ratusan kata ini
Hanya berujung pada penantian yang panjang
Hanya memikat setiap waktu yang terselubung
Indah mengembang mengiringi langkah penantian

Ratusan kata ini
Menjamah setiap relung yang tersisa
Merengkuh tubuh yang terkoyak sepi meradang
Hambar...tanpa kepastian...

Ratusan kata ini
Menjadi saksi bisu
Bagaimana sajak "masih dalam diam" begitu berbekas
Menimbulkan makna yang begitu dalam
Memelintir setiap senti dalam diri yang begitu rapuh
Bahkan saat kau mengagumi sajak kiasan doaku

Ratusan kata ini
Seolah membawaku ke ruang yang lebih gelap
Seolah menerjunkan berjuta rasa haus akan terang
Seolah berharap akan pintu yang membawa kebahagiaan
Entah dengan cara apapun,
Ratusan kata ini terasa begitu nyata.

Created by:Desi Dwi Siwi Atika Dewi

Kamis, 19 Desember 2013

Masih Dalam Diam

Dia dalam keheningan malam
Tercium semua aroma kesunyian
Terasa hembusan angin yang mengantarkan sepi
Mengerjap, membuat semuanya terasa nyata
Masih dalam diam

Terasa cukup semua yang kukabarkan
Lewat kata-kata kiasan yang terlihat indah
Walaupun didalamnya terkandung makna memohon, mengais, dan tragis
Masih dalam diam, aku mencoba

Bercampur nanar, mataku melihat
Berjuta perhatian telah kuselipkan diantara doa
Seribu kata berlalu, mengalir melalui angin
Menerbangkan lukaku
Menerbitkan bahagiamu
Masih dalam diam, aku bertahan

Terasa pedih jika mengingat
Ketika semua sikap seolah menyayang
Namun kata masih terasa menyayat
Masih dalam diam, tanpa kepastian

Aku berdiri, seolah menangkis semua keraguan
Menutup telinga, mengacungkan lembar harapan
Menutup mata, menahan semua air yang menuntut keluar
Menggigit lidah, yang menuntut bercerita tentang luka
Namun masih dalam diam, dan akan terus diam

By:@desiatikaa

Apakah Ini Indonesia?

Bagaimana bisa
Hutan terbakar, menjadi hot news semesta setiap pagi
Banjir, menjadi ganti kolam renang yang dirasakan setiap akhir pekan
Asusila, mewabah seperti penyakit yang menular

Bagaimana bisa
Anak bangsa dipelosok negri memilih untuk diam
Dengan percahayaan sebuah lilin, dengan penglihatan 2 buah mata yang mulai mengabur
Tetap bertahan membaca abjad yang tertera di awang -awang
Menorehkan luka di setiap liku kehidupan ketidakadilan..

Bagaimana mungkin
Mutiara, batu bara, emas, dan minyak bumi terus tergerus
Sementara uang terus mengurus
Lalu untuk apa semua karunia allah?
Jika memelihara saja rasanya sulit, bagaimana bisa mengolah!

Bagaimana mungkin
Seabrek lembaran kertas menjadi puing - puing luka yang seolah menepis harapan
Ratapan pendidikan, kiasan sastra indonesia
Menjamur tanpa arti di bumi pertiwi

Apakah ini indonesiaa?
Kenapa terasa asing dan menebar kesengsaraan?
Apakah ini indonesia?
Pendidikanku terasa hampa, jika memandang ini saja sudah sebah.

" Rupanya niatan yang meradang, memilih mengalah dengan keadaan. Rupanya kata2 yang terselip dalam untaian kalimat sederhana, mampu menerbangkan semangat dan mengais harapan. Jangan terlalu sering berbuat ini jika maksudmu berbeda dengan apa  yang kupikirkan. "
Mau bilang "gagal move on" aja pake kata2 begituan segala yak.

Selasa, 17 Desember 2013

Move, move, move on!

"Cie disyaa, senyum-senyum mulu sambil natap hp gitu. Lagi dapet moodbooster ciyee" seru norma dengan suaranya yang ampun badai..bikin telinga seketika mau pecah.
"Apaan sih, nor! Bikin kaget aja. Ya menurutmu aku gila apa ketawa-ketawa tanpa sebab. Ahihihi" lagaknya sih sebel, tapi mimik cerianya yang setiap kali muncul kalo dia lagi bahagia karna hal yang berhubungan sama cowok itu muncul lagi. Selalu bikin orang penasaran. Sebenernya siapa sih yg lagi deket sama dia..walaupun tanpa disuruh cerita, pasti bentar lagi dia juga bakalan cerita sendiri.

Banyak banget hal yang biasanya diobrolin sama 2 sahabat yang selalu bareng itu. Mulai dari hal hal yang biasa, sampe hal hal yang nggak penting. Bahkan masalah cinta. Norma, yang orangnya manis, cantik, tapi pinter banget selalu dideketin sama cowok-cowok ganteng. Tapi norma itu orangnya ya bosenan, jadi dia ya santai -santai aja masalah itu. Palingan dia cuma galau karna suka bimbang mau bener2 ngejalanin hubungan apa harus berhenti karna kadang gampang bosen. Dia bilang dia belum dapet seseorang yang pas di hatinya. Cielaaaah, alay amat. Sedangkan, disya.. dia tu orangnya ya biasa biasa aja gitu. Disukai sama cowok kadang -kadang doang, itu aja pasti dianya nggak suka sama tu cowok. Giliran dia suka sama cowok, eh cowoknya phpin dia lah, nggak peka lah, dan kadang malah nggaksuka beneran sama disya. Kadang dia suka galau, sok galau. Tapi banyak orang bilang kalo disya ini memang pinter nyembunyin semua yang dia rasain,  setiap ketemu bawaannya seneeng aja. Soalnya, dia emang nggakbisa gampang berbagi cerita ke orang lain yang nggak begitu deket sama dia.
"Masih sama, nor. Masih sama dia, masih sama yang namanya fikri. Dianya nggak peka, apa aku yang kepedean ya?" Tiba-tiba mukanya jadi asem kecut nggak karuann gitu pasca ngucapin bebetapa kata yang menurut norma sangat tragis-_-
"Lhoh! Fikri yang itu? Yang kuliah di kedokteran itu kan? Yang cita-citanya malah jadi penjual kaki lima supaya memakmurkan pengguna jalan?"
"Iya, yaampun. Udah lama banget ya? Kurang setia apa cobak~"
"Dis, dis.. ngapain nungguin orang kayak gitu. Sekarang atau besok kan ya sama aja kamu bakalan geloo. Tapi ya gimana ya, dia tu menurutku baik sih dis, aku sih dukung2 aja kalo kamu sama dia. Yaaah, biarin berjalan dengan sendirinya aja, tapi jadiin santai aja ya. Jangan terlalu dipikirin. Dia kan deket dan baik sama semua orang. 5 tahun kek 6 tahun kek, kehitung kamu suka sama dia..tetep sama aaja kalo dianya belum nanyain kepastian" ini nih nasehatnya yang paling ngena~

Iya, walaupun udah dikayak gituin, Disya tetep bertahan. Walaupun dianya ya berasa jadi orang terngenes sedunia. Tapi semuanya kan emang nggak begitu penting, toh disya juga masih sekolah.
"Haha, kalo cuma cari status sih, akuudah bisa jadian sama cowok lain. Yang lebih ngerti, yang lebih pengertian, yang lebih nggak cuek dibanding dianya sekarang" gitu mulu curhatannya.

Namanya burung, ya.. pasti ngerasa bodoh banget kalo harus cari ranting yang rapuh dan gatau mau jatuh apa tetep jadi rapuh sampe patah kalo ada angin gede. Pasti jauh lebih berfikir untuk cari tempat yang lebih baik, yang lebih layak. Tapi kalo ranting itu yang selama ini bikin dia senyum, bisa bikin dia kuat, kenapa harus pindah ke ranting yang kuaat yang diperebutin burung - burung lainnya?

"Nor, aku mutusin buat move on nih kayaknya. Aku berasa diusir pelan-pelan, dipaksa ngejauh, tapi terpaksa mendekat buat alasan temen. Dong kan? " gatau mendung atau beledek macem apa yang bikin disya tiba2 ngomong ini ke norma waktu mereka jalan bareng di mall pasca uas selesai.
"Ngomong apaa dis? Kamu udah berkali2 ngomong pengen move on sama aku. Tapi buktinya juga malah balik lagi,kan? Malah hubungannya semakin jauh. Udah kamu paling sama dia ujung2nya. Wkakaka" berasa pengen nelen nggaksih??-_-
"Nor, dia udah nyuruuh aku buat cepet-cepet taken malah. Dia nyuruh aku nyari cowok .-." Poker face.
"Hah? Gimana ceritanya tu orang. Jahat amat. Tapi ya coba turutin aja. Berarti selama ini kamu salah ngartiin kali. Dianya cuma mau jadi temen" kaliini langsung nengok dan mandang disya, lagi-lagi muka tragis.
"Iya, mungkin gitu, mungkin harus move on"

Setidaknya, keputusan belum tentu kewujud. Masih bisa berubah ditengah jalan, masih balik arah. Tapi setidaknya saat ini. Cuma itu doang, disya cuma gamau lagi buat berharap, belum bisa ngilangin rasa secara instan, tapi belum berfikir untuk nunggu lebih lama lagi.
"Iyaaa..move on. Tapi jangan lupa belajar juga kali" pesan penyemangat sebagai akhir dari semua penantian#tsaaaah. Fiktif, thanks

"Terselip nada pilu disetiap kekecewaan,
Tapi pasti ada harapan dibalik keterpaksaan.
Umur yang belia,
kasih yang menjamur,
manjadi tantangan setiap insan untuk berlomba.

Menangkis kecewa menebar harapan,
Mengesampingkan rindu bergegas maju
Menjadi harapan bagi kasih yang setia,
Menjaga dan menuntun langkah ini
Menuju cita dan harapanku"

Senin, 09 Desember 2013

"Tatapan matamu sedikit syahdu, menerjang kelopak impian yang terkikis angan kasih sayang. Bercerita masalah malam memang indah, merngoyak bayangan sepi yang kelamnya mengikis mengukir rindu☆"