Selasa, 25 Juni 2013

"Kalau perkataanmu itu penuh dengan cibiran manja, takkan kusampaikan kepada hati.
Tapi saat itu, kau sampaikan lewat senyuman pahit, terimakasih atas duri racun sukma yang kaukirim"

Naluri Luka Seorang Sepi

Kalau harus menatap,
matamu memang sangat menyala, tajam memikat sukma
mentari saja enggan menggangu pandangan
bulan harus memilih muncul jika kelopakmu terpejam

Kalau harus meraba,
kulitmu halus mengemban sutra
membelalakkan mata, hingga ke mata hati
mengoyak setiap desakan angin yang lewat
semilirnya serasa hilang karena halusnya

Kalau harus berkata,
bibir ini harus mengaduh kesekian kalinya
harus berfikir berjuta kalinya
harus menyapa dinding kaca bertahun - tahun lamanya

Kalau memang tak bisa,
akan kuremuk naluri sukma yang tergores air mata luka
bahkan kuterjunkan batu bongkahan ke penghujung tebing 
atau akan kupersembahkan rafflessia untuk elisabeth

Tapi puisi hanya bisa mengibaratkan,
tak akan banyak berbuat
tak akan banyak membantu
bahkan sampai habis naruli luka seorang sepi

Created by : Desi Dwi Siwi Atika Dewi
"Jangan menangis, aduhanmy saja sudah sangat ironis."

Senin, 24 Juni 2013

"Kalau hariini bisa kuputar, akan kuputar untukmu. Akan kurelakan sedikit waktuku, akan kuhempaskan apa yang menjadi rutinitasku. Tapi apalagi yang kupunya? Indah pesonamu membawaku terus kedepan, terimakasih naungan kebahagiaanku ;)"

Minggu, 23 Juni 2013

"Kalau dunia ini indah? kenapa tak kau usap saja dengan jemari sukma yang terlihat rapuh dimakan cinta? Ini duniaku, ini usaha yang mati - matian kupendam. Melupakan bayangmu saja harus berurusan dengan hati, apalagi harus menghapus senyuman indahmu? ooh. haruskan menikam ratu ingatan masa lampau?"

Puisi Sampah

Jangan lambaikan tanganmu
Sudah cukup membuat pipiku meradang merona membelah jiwa
Jangan tunjukkan senyummu
Beribu kali aku pingsan karena hal yang sama

Berhentilah menengadah
Wajahmu terlalu indah untuk kutatap
Berhentilah berbicara
Karena suaramu terlalu syahdu terdengar dalam telingaku

Ketika suatu saat kau tau
Aku berharap memimpikanmu disetiap pejaman mata ini
Berdecak kagum disaat tanganmu mengayun mengikuti iringan langkah
Dan mengguman, seolah kau yang paling indah

Jangan tertawakan aku
Karena ini memang nyata
Jangan pandang aku layaknya gadis kecil yang digelayuti perasaan asmara
Biarkan aku menyebutmu pangeran hidupku

Sudahlah, ini hanya satu dari berjuta puisi indah yang terdengar sampah
Bertahan di dimensi ini saja membuatku jengah
Sampai kapanpun aku hanya percaya
Kalau ini hanya impian, bukan kenyataan
Jadi, puisi sampah ini juga hanya do'a, bukan pengharapan

(Created by ; Desi Dwi Siwi Atika Dewi)

Masih ingin bermain - main dengan sayang.
Masih ingin merajut kasih tanpa naungan.
Masih ingin menjadi secuil dari kepastian masa depan.

Tapi memang dasar, umur lebih tepat menyatakan.
Kasih tak lagi angan,
masa depan adalah perjuangan,
dan hidup atau mati menjadi slogan
"Berjuta perempuanmu telah menunggumu di belakang, masih menungguku?
Untuk apa? Hatiku masih dalam proses membakarmu menjadi abu
Setelah kau mencaci makiku dengan ludah dan liurmu,
Hanya untuknya, pengemis luka untuk jiwamu yang kelamnya syahdu"

"Kalau senyummu saja sudah membuatku percaya, kenapa harus melonglong seperti serigala yang kelaparan?"

"Pernahkan aku memintamu berdiri di atas lautan untuk menggugah rasa percayaku? Akahkan kau akan terbang di atas pelangi untuk menjemput anganku tentangmu? Tak perlu lakukan itu, karna hanya melihatmu berdiri di hadapanku saja sudah cukup membuatku merasa ada di langit tertinggi dengan impian yang seakan pasti"
"Tak tau bagaimana, aku bisa tetap jelas melihatmu dari atas merapi. Tak tau bagaimana, bayangmu memang selalu terlintas dibalik penuhnya kapasitas otak yang masih bekerja. Tapi aku tau persis bagaimana aku selalu menuliskanmu dalam harapan masa depanku" 



Harus Dengan Apa Kukabarkan?

Harus dengan apa kukabarkan?
kalau aku memang masih disini,
bukan untuk menunggumu
aku hanya mencoba lari darimu

Harus dengan apa kukabarkan?
bahwa rindu ini membelit disetiap luka
mengibaskan keresahan yang nanar akan pemuas

Harus dengan apa kukabarkan?
siang ini terasa begitu terik di pandangan
mentari begitu bahagia menyinarkan kebanggaan
kulit ini serasa melayu, mengikuti ayunan alang - alang 

Harus dengan apa kukabarkan?
haus ini membabi buta 
lapar ini menaungkan jiwa memberontak 
dalam keputus-asaan diri
seakan kembali mencabik jiwa yang sudah lunglai berhiaskan luka

Harus dengan apa kukabarkan?
berjuta tanya kembalimu yang tak pernah terlontar
meskipun mata ini terus berbicara tanpa sopan

Harus dengan apa kukabarkan?
jika jiwa ini mulai lelah menunggu
dibalik semak pengintai duka
dibalik mata yang kacanya adalah air mata
dibalik senyum yang menyibakkan luka
dan dibalik kenangan yang berbalut rasa bersalah

Created by :Desi Dwi Siwi A.D
"Ayunan langkahmu hanya akan menggores luka yang telah mengering
susah payah sudah menggenggamnya dalam hempasan angin.
Kasihmu hanya akan menerbangkan asa
yang hanya terbalut rasa percaya"

Inilah kau,Boy!

Jangan ibaratkan aku seperti mawar,boy
jika yang kau maksud adalah rupanya yang bertumpuk-tumpuk
saat kau terluka oleh durinya, kau juga akan melemparnya

Jangan berandai bahwa aku adalah kumbang,boy
jika yang kau maksud adalah mungilnya badan
saat kau bosan melihatnya, mungkin saja kau akan meninggalkannya

Jangan hempaskan aku layaknya kertas,boy
karena hatiku memang tak seputih kertas
karena setiap mili hatiku tak seringan kertas

Jangan lindungi aku dibalik tembok yang rapuh,boy
dibalik sini aku hanya melihatmu
sedangkan jika tembok ini mulai retak dan roboh
menyokongku saja tak ada dalam pikiranmu

Ma'afkan aku yang selalu menganggapmu seperti abu,boy
sangat meremehkan kekuatan dan keberadaanmu
tapi kalau itu memang nyata, bisa apa?

Created by :Desi Dwi Siwi Atika Dewi
"Jangan tersenyum,boy
senyumanmu hanya akan membuatku rapuh.
Harus memaksakan diri untuk berlabuh,
dan menjadi seorang dari sejuta perempuanmu"

"Abu"

Jika tak kau perbolehkan aku mengambil abu,
lalu harus dengan apa ku-ibaratkan kasihku untukmu?
Mawar terlalu indah untuk dilihat,
begitu pula air yang terlalu jernih untuk diminum.

Ini berbeda, bagaimana kau meluluhlantahkan semuanya
Begitu nyata, namun sangat hambar karna tanpa kenangan bahagia
Banjir yang menerjang saja, pasti mengayunkan manusia yang terpaksa menari

Kalau itu kau, sudah cukupkah melintasi ruang lingkup bahagiaku?
Menjelmalah menjadi abu, terbanglah melewatiku seperti angin yang berhembus
Membuatkku terbatuk, sakit untuk waktu yang cukup lama
Toh, sudah lama pula kau bertengger di dahan yang rapuh

Tak perlu kau ucapkan berbagai manisnya kata
Hanya perlu melebur seperti abu,
Menghilang di antara bisikkan angin
Dan aku akan sadar, bahwa kau tak bisa lagi kugenggam..

Created by : Desi Dwi Siwi Atika Dewi
"Tuhan, ijinkanlah mulutku mengatakan tidak untuk hal ini. Karena cinta memang telah berhasil membuat otakku gila"
Jika suatu saat nanti kau memutuskan berhenti,
jangan lupa kirimkan elang dan secarik kertas
Agar aku bisa menggapai lelaki lain dengan lebih mudah,
tidak seperti saat aku mengenangmu
air terjun menjadi lumpur saja masih terlalu jernih untuk mengggambarkan keruhnya hatiku
Lihat saja, kepercayaanku terhadap kasihmu memang sangat nyata
Layaknya bumi yang bulat, tak ada keraguan untuknya
Tapi, sepertinya itu tak layak untuk hatiku menyapanya
Jangankan melihat dan bernaung di dalamnya
Harus menggenggam kenangan ini saja sudah membuatku kalut tak terkira

Tapi, seperti bara yang tak bisa terlepas dari abu
Aku sudah terperangkap dalam jebakanmu
Sekarang, melupakanmu saja adalah hal tergila untukku

Kerinduan ini, merajut sepi akan perpisahan.

Hanya lukisan tinta pena yang bisa kupersembahkan
Memang, tak bisa mengisahkan bagaimana kita bertemu
Memang, tak bisa mencari apa yang kita mau
Memang, tak bisa bercerita bagaimanakah kita bersama

Secarik luka yang kita buat bersama, 
Seolah tertutup oleh kesan manisnya kebahagiaan
Hatimu telah bercerita tentang busuknya aku
Hatimu telah bercerita tentang bagaimana hebatnya aku dalam impian syahduku
Hanya angan yang terbang membelit luka, hanya asa yang tergores kesan ma'af sekelebat angin

Benar, saat bertemu memang selalu menjadi kesan yang buruk
Saat bersama memang tak selalu bahagia
Berbagai konflik meredam emosi jiwa, dalam gejolak amarah

Namun, apa masih pantas aku menyebut kalian menyebalkan?
Disaat perpisahan telah menanti di ekor mata
Menjadi penanda keharusan kita berpisah
Menjadi individu baru lagi, di antara komunitas yang berbeda

Secarik kertas menjadi sangat berharga disaat angin mengancam untuk menerbangkannya
Bolehkan aku menyebut kalian teman?
Hanya sementara, selagi aku belum mau berpisah dengan kalian semua
Selagi aku masih rindu canda tawa kalian
Dengan cercaan, makian, dan tawa ejekan..Sangat manis 

Satu tahun sanngat berharga
Berbelit kerinduan yang sangat dalam dalam indahnya panorama suci
wajah wajah yang sangat indah, menorehkan kenangan yang sangat tajam
Kenangan indah ini akan selalu kukenang, 
bukan hanya lewat mimpi, tapi akan kutulis dalam haraapan masa depan


Selamat berjumpa lagi, Semoga kita bisa bertemu dalam keadaan yang sehat dan sukses!
(created by:desi. Ketika yang berharga tak selalu manis, tapi kesan torehkan perasaan rindu)
For all member 92 Bhawara50. love you!


Entah

Indah ya..
Melukis kertas bergaris dengan goresan tinta hitam
Membelai halusnya sahabat karet ini
Sampai merasakan tangan harus berkeringat menyembunyikan kebahagiaan
Di dalam dada, menggelora

Bergantung dengan suasana hati
Tidak dapat dibohongi, ataupun diingkari
Ini hanya akan menjadi rutinitas
Penghilang bahagia, dan pengobat duka

Tak banyak berfikir,
Hanya mengayunkan pena ini
Rasa percaya diri saja kurasa sudah cukup

Hanya kosakata umum yang didefinisikan lewat sepi.


  • Senja : Ketika mentari kembali ke peraduan, ketika bulan bersiap menjadi raja malam, dan disaat bintang bintang bersiap untuk berpesta.
  • Idola : Manusia yang indah, berlian asa dan perasaan. Ditentang untuk melebihi ruang pengharapan, namun menguasai pengendalian impian dan kebahagiaan. Inspirasi, setitik dari adanya keindahan di setiap renik gelap dalam kehidupan.
  • Cinta : Belum bisa tertulis, belum bisa terlukis, belum mampu merasakan. Hanya mengintip dari balik celah kecil di antara tembok yang mulai rapuh, menentang keinginan syahdu yang menjadi naluri insan. Menakutkan, jika terbayang harus ada air mata sebagai salah satu komposisinya.
  • Senyuman : sekecil pengharapan, penggambaran kebahasiaan, dan penciptaan keindahan. Ternaung menjadi kenangan yang tak terlupakan. Bukan hanya asa, tapi akan menjadi impian, ketulusan, dan naluri kebahagiaan.
Created by desi. Disaat syahdu senja menyibakkan lentera inspirasi.

Senja:)

Senja itu anugrah
Mengingatkan mentari untuk melepas lelah
Menyambut bulan untuk tersenyum
Dan mengajak bintang untuk berpesta

Lembayung senja
Lukisan manis di ufuk barat
Indah cantiknya mengibas luka
Menggores kesendirian, menggapai keputus-asaan

Sinar yang membalut lengkungan langit
Menjelma menjadi hitam saat mentari memutuskan untuk berpulang
Menemani raga yang haus akan ketenangan jiwa
Membaur dalam indahnya manorama suci


(created by :DesiAtikaDewi)
Hanya membayangkan suatu panorama alam yang biasa dilihat saja menghasilkan suatu puisi. Indahnya alam memang tak akan ada habisnya, menikmati hidup memang sangat menyenangkan. Terimakasih ya, Allah:))